Rumah Adat Lampung Beserta Penjelasannya

Rumah Adat Lampung Beserta Penjelasannya

Keunikan Rumah Adat Lampung

Foto: Rumah Adat Sumatera Selatan (Orami Photo Stock)

Selain sebagai cagar budaya, rumah adat Lampung memiliki keunikan yang membuatnya spesial dan berbeda dengan rumah adat provinsi lainnya.

Berikut ini daftar keunikannya.

Ragam Penamaan Rumah Adat Lampung

Seperti yang sudah dikatakan di awal, rumah adat di Lampung memiliki sejumlah penyebutan, di antaranya lamban, nowou, dan lambahan. Lamban merupakan istilah nama yang banyak dipakai orang Lampung dari suku Saibatin atau dikenal dengan Lampung Pesisir. Sedangkan istilah nowou dan lambahan berasal dari masyarakat Lampung yang beradat Pepadun.

Baik lamban, nowou, maupun lambahan merupakan istilah untuk menyebut rumah tinggal biaya masyarakat Lampung.

Adapun untuk rumah adat Lampung dibagi menjadi dua jenis, yakni pesagi untuk rumah adat yang bentuknya persegi dan mahanyuk'an yang bentuknya persegi panjang. Masing-masing memiliki perbedaan yang unik dan menarik untuk diketahui, yang mana sudah kami bahas dalam ulasan di bawah ini.

Baca juga : 9 Rumah Adat Sumatera Utara yang Masih Lestari

Selain itu, Lampung memiliki rumah adat lambahan gedung yang juga dikenal dengan istilah bandar agung. Ada pula rumah adat yang ditujukan untuk tempat tinggal sementara dengan cukup banyak sebutan, di antaranya ialah anjung, sapeu, kepalas, kubu yang mana semuanya merupakan satu jenis rumah adat yang sama.

Ingin mengetahui seperti apa rumah adat yang namanya macam-macam itu? Simak terus sampai akhir!

Lantai rumah dari kayu

Keunikan lainnya yang bisa kamu temukan pada rumah adat satu ini yaitu pada lantai rumah yang terbuat dari material kayu khesi dan kayu bambu yang membuat material lantainya kuat dan kokoh.

Selain berfungsi sebagai lantai, kayu khesi dan bambu ini juga digunakan sebagai dinding dengan disusun sejajar.

Pintu dari rumah adat Lampung terbilang sangat unik karena rumah  dilengkapi dengan pintu  dari kayu yang dipotong dan disambung dengan engsel serta rangka besi yang membentuk balok ganda yang berukuran besar.

Sehingga untuk membuka pintu rumah ini dibutuhkan tenaga yang kuat. Selain itu, desain untuk jendela rumah adat ini juga dibuat sama namun dengan ukuran yang lebih kecil.

Rumah Adat Sukadana (Lampung Timur)

Menurut laman resmi Kemdikbud, rumah adat Sukadana terletak di desa Sukadana, Lampung. Arsitektur bangunan tradisionalnya dibedakan menurut fungsi, seperti tempat tinggal, tempat ibadah, balai adat, tempat menyimpan benda-benda pusaka dan lumbung.

Menurut strata kepemilikan, rumah adat Sukadana dibedakan menjadi tiga, di antaranya lamban balak milik penyimbang marga, lamban gedung milik penyimbang suku dan lambing milik masyarakat umum. Tipe rumahnya berdenah bujur sangkar dan besar.

Rumah Sukadana terbuat dari kayu dan umumnya menghadap ke arah jalan. Hal itu menunjukkan bahwa masyarakat Lampung pada masa lalu memiliki keterampilan di bidang pertukangan, khususnya kayu.

Nah, demikian penjelasan tentang tiga macam rumah adat Lampung. Semoga artikel ini menambah pengetahuan, ya, detikers!

Artikel ini ditulis oleh Felicia Gisela Sihite, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

Rumah Adat Lamban Pesagi (Lampung Barat)

Melansir laman resmi Kemdikbud, ciri khas rumah adat Lamban Pesagi dapat dilihat dari bangunan tradisionalnya. Rumah adat yang masih bertahan tersebut terletak di desa Kenali, Lampung dengan ukuran 8,79 × 7,43 × 9,58 meter berorientasi utara-selatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ruang dalam rumah adat Pesagi dibagi sangat sederhana yakni ruang tengah, kamar dan dapur. Terbuat dari konstruksi kayu dan bambu dan serta atapnya yang ditutup ijuk, bangunan tersebut berlantaikan pelupuh bambu.

Lamban Pesagi merupakan rumah tradisional masyarakat Lampung yang menjadi aset warisan budaya. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata pun menetapkannya sebagai situs rumah tradisional Pesagi berdasarkan UU RI No. 5 Tahun 1992.

Memiliki beberapa bagian

Rumah adat Nuwo Sesat memiliki beberapa bagian dengan fungsi yang berbeda-beda. Seperti pusiban, serambi, ruang tetabuhan, ruang gajah merem, ijen gladak, dan tebik tengah.

Pusiban digunakan sebagai tempat musyawarah, serambi digunakan untuk mengadakan pertemuan kecil, tetabuhan menyimpan alat, ruang gajah merem sebagai tempat istirahat, ijen gladak untuk tangga masuk dengan atap, serta tebik tengah yang digunakan untuk tempat tidur anak.

Bagian Rumah Adat Lampung Nuwo Sesat

Rumah adat satu ini memiliki material utama yang terbuat dari kayu dengan desain bentuk rumah menyerupai rumah panggung.

Bagian dalam rumah memiliki beberapa bagian dengan fungsi dan filosofi masing-masing. Di antaranya :

Ijan Geladak adalah pintu masuk ke rumah. Bentuknya menyerupai tangga yang disebut Rurung Agung.

Dalam upacara adat, para penjaga menggunakan bagian itu untuk menjaga pintu masuk. Bahkan pada upacara-upacara tertentu, tamu-tamu penting disambut dengan tarian sebelum menuju ke Ijan Geladak.

Setelah menaiki tangga atau Ijan Geladak kamu akan langsung menuju Anjungan atau serambi.

Tempat ini biasanya digunakan untuk melakukan musyawarah atau sekedar beristirahat sambil menikmati angin sepoi-sepoi. Pada acara-acara penting, Anjungan ini juga digunakan untuk menerima tamu.

Ruang Pasiban adalah ruang sakral yang hanya boleh dimasuki oleh kepala suku atau tamu terhormat.

Mereka biasanya menggunakan ruang ini untuk merencanakan hal-hal penting atau bermusyawarah seperti upacara atau acara adat.

Lampung memiliki seni musik yang disebut Gamelan Lampung. Ruangan Tetabuhan inilah yang digunakan untuk menyimpan alat musik tersebut. Gamelan Lampung yang unik ini terinspirasi dari gamelan Jawa.

Kenali Rumah Adat Banten beserta Penjelasan dari Keunikan dan Sejarah Singkatnya

Pada dasarnya Rumah Nuwo Sesat tidak dibangun untuk warga biasa, melainkan untuk pejabat tinggi/pemimpin untuk bermusyawarah. Kegiatan musyawarah ini memakan waktu yang lama, maka dari itu dibuatlah ruangan Gajah Merem.

Ruangan ini terinspirasi dari gajah yang dipercaya masyarakat Lampung sebagai pemimpin. Bersama dengan kata Merem artinya pemimpin yang butuh istirahat.

Itulah informasi mengenai rumah adat Lampung dan keunikannya. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kamu.

Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta

Rumah adat Lampung mungkin tidak sebanyak rumah adat dari daerah lain. Hanya saja, penyebutannya begitu banyak sehingga kerap dikira memiliki banyak variasi. Misalnya saja, lamban babak, nowou babak, dan lambahan babak adalah satu rumah adat yang sama.

Hal tersebut dikarenakan Lampung yang memiliki dua suku berbeda. Sehingga tercipta penamaan atau penyebutan yang berbeda dari setiap suku tersebut. Tentu masing-masing rumah adat suku Lampung ini tak kalah unik dan menarik dari suku daerah Sumatera lainnya.

Ketahui macam-macam rumah adat Lampung beserta penamaannya melalui ulasan lengkap di bawah ini.

Baca juga : 8 Pakaian Adat Lampung yang Berwarna-warni dan Mewah

Bertahan saat Letusan Krakatau

Dalam penelitian berjudul Rumah Tradisional Lamban Pesagi Lampung Barat, diceritakan bahwa pada abad ke-19, Gunung Krakatau meletus dan mengakibatkan banyak bangunan porak poranda hingga memakan ribuan korban jiwa.

Namun, terdapat rumah adat yang hanya mengalami sedikit kerusakan dan struktur bangunannya masih utuh.

Rumah adat yang masih kokoh tersebut ialah rumah adat Lamban Dalom dari Marga Balak di Kabupaten Lampung Barat.

Padahal, usia bangunan tersebut hampir 100 tahun.

Bahkan, sebagian besar rumah adat Nuwo Sesat pun hingga kini adalah bangunan asli yang sudah dibangun sejak sebelum abad ke-19.

Bagian-bagian Rumah Nuwo Sesat

Melansir dari Mengenal Seni dan Budaya & Indonesia (2012) karya R. Rizky , T.Wibison, Nuwo Sesat berbentuk panggung dan terbuat dari kayu.

Salah satu ciri khas Nuwo Sesat ialah adanya lambang burung Garuda sebagai simbol marga masyarakat Lampung.

Rumah adat Lampung Nuwo Sesat ini terbagi menjadi beberapa bagian yakni:

Anjungan adalah serambi yang digunakan sebagai tempat pertemuan kecil.

Sedangkan pusiban merupakan ruang dalam rumah yang digunakan sebagai tempat bermusyawarah atau pertemuan resmi.

Ruang tetabuhan merupakan tempat menyimpan alat musik tradisional.

Ruangan ini digunakan untuk tempat istirahat untuk para penyimbang.

Ijan geladak adalah tanggal yang terletak di depan rumah dan dilengkapi dengan atap rumah adat yani Rurung Agung.

Baca Juga: Museum Lampung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuknya

Ciri Khas Nuwou Sesat

Menurut buku oleh DC Tyas tadi, nuwou sesat memiliki ciri khas, di antaranya adalah ada bagian-bagian berikut:

Ijan geladak adalah tangga masuk yang dilengkapi dengan atap yang bernama rurung agung, dengan hiasan payung besar. Payung tersebut berwarna putih, kuning, dan merah. Adapun lambang dari warna tersebut adalah tingkat keseimbangan masyarakat Lampung, yaitu:

Bagian selanjutnya yaitu anjungan yang merupakan serambi. Serambi ini biasanya digunakan untuk pertemuan-pertemuan kecil.

Ruang ini biasanya digunakan untuk menyimpan talo balak. Talo balak adalah alat musik tradisional dari Lampung yang bentuknya mirip dengan kolintang.

Ruang ini merupakan ruang yang digunakan sebagai tempat istirahat bagi para penyimbang atau pemimpin warga.

Selain itu, mengutip buku Rumah Adat Nusantara terbitan Kemdikbud, sebagian besar bahan dari nuwou sesat ini terbuat dari kayu. Bentuk rumahnya yang seperti panggung sendiri bertujuan untuk menghindari serangan hewan, bentuk panggung tersebut juga akan membuat rumah menjadi semakin kokoh apabila terjadi gempa bumi.