Lembah Pandaan
*Wisata Lembah Pandawa Pandaan Kabupaten Pasuruan Terus Berbenah.*
www-mediajcwreformasi.com
Pasuruan mediajcwr.com
Salah satu tujuan berbenahnya destinasi wisata di Pasuruan adalah agar masyarakat setempat maupun masyarakat luar Pasuruan betah berkunjung ke pasuruan dan menikmati keindahan destinasi wisata di Pasuruan.
Salah satu destinasi wisata baru dan viral yang ada di Pasuruan yaitu Lembah Pandawa.
Lembah Pandawa merupakan destinasi wisata yang vibesnya mirip dengan Pulau Dewata, Bali.
Wisata terbaru ini terletak di Pandaan, Kabupaten Pasuruan yang mampu memikat wisatawan yang menginginkan pesona Bali tanpa harus ke Pulau Dewata, Bali.
Tempat Utama dari wisata Lembah Pandawa yaitu adanya bangunan pura yang dikelilingi air danau dan di sampingnya juga terdapat pura bertingkat yang menjadi tempat foto bagi pengunjung yang suka mengabadikan momen liburan dengan konsep Bali tanpa harus datang ke Bali. Destinasi lembah
Pandawa Bali resmi dibuka pada bulan Desember 2023.
Banyak fasilitas yang bisa dinikmati oleh pengunjung diantaranya kolam renang yang bersebelahan langsung dengan pura yang menjadi spot utama.
Tidak hanya menawarkan kesegaran air untuk berenang, fasilitas lainnya memanjakan mata dengan pemandangan yang indah dan menyenangkan, dimana pengunjung bisa menyusuri danau dengan perahu.
“Ada dua macam jenis perahu. Ada yang berbentuk angsa yang hanya bisa dinaiki dua orang. Selain ada
kolam renang dan danau, destinasi wisata ini juga menyediakan beragam fasilitas lainnya.
“Untuk memenuhi kebutuhan pengunjung. Mulai dari mushola untuk ibadah, playground yang menyenangkan bagi anak – anak yang menarik dan menambah keceriaan selama berlibur, tempat kuliner yang menyajikan menu khas Nusantara yang lezat dan beragam.
Tempatnya yang nyaman udara sejuk ditambah luas didesain dengan konsep semi indoor menambah kenyamanan selama menikmati sajian kuliner.
“Ada juga fasilitas wahana flying fox yang menantang hingga taman kelinci yang menggemaskan.
Destinasi wisata di Lembah Pandawa ini menghadirkan vibes keindahan alam dan konsep desain yang memikat untuk pengunjung mengabadikan foto – foto indah selama liburan di wisata ini.
Untuk informasi alamat wisata Lembah Pandawa ini, berlokasi di Jalan Duren Sewu, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan. Lembah Pandawa buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 17.00 WIB.
Sedangkan tempat kuliner atau restoran Lembah Pandawa buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 19.00.
Bagi pengunjung yang ingin menikmati semua fasilitas di wisata Lembah Pandawa, pengunjung dikenakan tarif sebesar 20.000 per orang, “,tutupnya.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Peradaban Indus,[3] 2800 SM–1800 SM, merupakan sebuah peradaban kuno yang hidup sepanjang Sungai Indus yang sekarang merupakan wilayah Pakistan dan India barat.[4] Peradaban ini juga dikenal peradaban yang berpusat di kota Mohenjo Daro dan Harrapa.[5] Keruntuhan peradaban ini ditengarai disebabkan Sungai Saraswati Veda yang mengalami kekeringan pada sekitar akhir 1900 SM akibat tingkat radiasi matahari yang cukup tinggi sehingga memengaruhi curah hujan di sekitar lembah.[6][7] Para arkeolog mengungkapkan peradaban Lembah Indus merupakan peradaban kuno paling luas yang ditemukan setelah situs peradaban Mesopotamia dan Mesir. Pada tahun 1980 peradaban Lembah Indus ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO.[8] [1] [9]
Orang-orang Dravida atau penutur bahasa Proto-Dravida (leluhur dari Tamil, Telugu, Kannada, dan Malayalam) yang diperkirakan merupakan pendiri kota kuno ini sendiri masih menjadi perdebatan dikalangan para arkeolog.[10] Riwayat mereka tak dapat ditelusuri hingga sekarang. Bahasa dan aksara mereka dalam artefak-artefak yang ditemukan di sana masih sedikit yang dapat dipecahkan hingga sekarang.[11] Uniknya di kota tersebut tidak ditemukan bangunan untuk kegiatan religius dan tanda-tanda sistem kasta seperti kuil-kuil dan monumen besar yang megah.[12][13] Hal ini mengakibatkan para peneliti berspekulasi kalau masyarakat Mohenjo Daro dan Harappa merupakan peradaban yang hidup bergantung sepenuhnya pada ilmu pengetahuan (sudah meninggalkan praktik keagamaan) dan memiliki filosofi hidup yang tinggi (terlihat dari ketiadaan sistem kasta dalam hierarki sosial).[14] Berdasarkan dari peninggalan yang ditemukan, mereka merupakan salah satu peradaban yang sudah maju dengan adanya bukti timbangan dan ukuran yang sudah memiliki standar, ukiran cap, stempel perangko, tembikar dan telah mengenal teknik peleburan logam seperti tembaga, perunggu, dan timah.[11][15] Disamping itu Mohenjo Daro dan Harappa merupakan kota yang sangat berkembang, banyak rumah yang memiliki sumur dan kamar mandi serta sistem saluran air bawah tanah yang kompleks.[4][12][16]
Keruntuhan peradaban ini diduga disebabkan oleh perubahan iklim. Perubahan iklim pada masa itu menyebabkan zaman es kecil yang mengakibatkan musim kemarau menjadi lebih kering yang berdampak negatif terhadap pertanian. Hal inilah yang membuat masyarakat peradaban tersebut pindah ke desa-desa kecil di kaki bukit Himalaya. Selain itu pada saat yang sama datang peradaban Indo-Arya dengan membawa peralatan yang lebih canggih.[17] Bangsa Indo-Arya ini ditengarai menyerang masyarakat Lembah Sungai Indus karena di sekitar bekas kota ditemukan sisa kerangka yang seolah-olah menunjukkan bukti kuat adanya penyerbuan.[18] Dugaan lainnya dari keruntuhan peradaban ini adalah disebabkan oleh banjir karena kota ini tampaknya begitu padat penduduk dan banjir telah terjadi berulang kali,[18] namun sayangnya bukti ini dirasa kurang kuat karena tidak seluruh kota hancur oleh banjir.[12] Dugaan lainnya adalah karena perkembangan sosial budaya dari pertanian ke bidang lainnya sehingga kota ini kemudian ditinggalkan.[12]
Kebudayaan Lembah Sungai Indus